GRAFIK GOLD DINAR DAILY

Gold Comparison 70-80 dan 2000-2014 fr Imam Semar

Gold Comparison 70-80 dan 2000-2014 fr  Imam Semar

Monday, June 8, 2009


Sekarang bukan lagi zamannya Politik adalah Panglima, Ekonomi adalah Panglima, Hukum adalah Panglima.....semua SALAH BESAR...Sekarang Hutang adalah Panglima...sehingga jangan Heran akibatnya !

Rp 106 Juta Perkepala!

“Tak ada negara yang menjadi sejahtera karena utang,” ujar Gantam Bangyopadhyay dari Nadi Ghati Morcha, yang bekerja untuk masyarakat adat di Chhattisgarh, India. Namun, inilah fakta Indonesia. Penguasanya tidak pernah belajar dari pengalaman. Berutang sudah menjadi bagian dari budaya. Pada akhir pemerintahan Presiden Soekarno tahun 1966, utang luar negeri Indonesia 2,437 miliar dolar AS. Jumlah ini meningkat 27 kali lipat pada akhir pemerintahan Presiden Soeharto Mei 1998, dengan nilai 67,329 miliar dolar. Pada akhir tahun 2003 utang itu menjadi 77,930 miliar dolar AS. Menjelang akhir tahun 2008—memasuki akhir masa kepemimpinan SBY-JK—utang Indonesia sudah mencapai 2.335,8 miliar dolar. Selain karena penambahan utang baru, hal itu terjadi sebagai dampak langsung dari terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap tiga mata asing utama: Yen Jepang, Dolar AS dan Euro. Padahal bulan Juni 2008 utang luar negeri Indonesia masih 1,780 miliar dolar. (Kompas, 24/11/2008).

Konsekuensinya, cicilan utang yang harus dibayar Indonesia tahun 2009 adalah sebesar 22 miliar dolar, sama dengan Rp 250 triliun. Cicilan utang Pemerintah 9 miliar dolar dan cicilan utang swasta 13 miliar dolar. Di antara utang Pemerintah itu, uang luar negeri yang jatuh tempo pada 2009 senilai Rp 59 triliun (Kompas, 24/11/2008).

Cicilan tahun 2009 sebesar itu, kalau kita bagi dengan jumlah penduduk Indonesia (± 230 juta jiwa), sama dengan Rp 1.086.000/jiwa. Jumlah ini masih lebih besar dibandingkan dengan UMR DKI Jakarta sebesar Rp 1.069.865. Kemudian, andai Indonesia mau melunasi seluruh utangnya, maka penduduk negeri ini masing-masing harus membayar Rp 106 juta perkepala!

Utang dengan Sistem Bunga menghancurkan semuanya
Misalnya di suatu Masyarakat Uang beredar adalah 100 Milyar. Bank-Bank Komersial disana kemudian berhasil meminjamkan 20 Milyar pada masyarakat
di sana dlm waktu 1 tahun saja dg bunga 15 % per tahun. Uang tambahan yg diciptakan Bank adalah 20 Milyar, bunganya yg sebesar 3 Milyar sendiri tidak diciptakan oleh Bank.

Beban bunga ini harus diambil dari 120 Milyar total uang beredar. Kekayaan Masyarakat sebesar 100 Milyar + 20 Milyar akan berkurang menjadi 117 Milyar satu tahun kemudian karena hrs bayar bunga pada Bank. Karena kurang uang dimasyarakat , maka rakyat meminjam lagi ke Bank dan Bank Menyalurkan lagi kredit 30 Milyar dengan bunga 15 %. Kali ini beban bunga yg harus di bayar rakyat sebesar 4,5 Milyar. Kekayaan rakyat yg seharusnya 150 Milyar (100 + 20 + 30) sekarang tinggal 142.5 Milyar Karena bayar bunga 7,5 Milyar (3 + 4,5 Milyar) ke Bank pada 2 tahun terakhir

Jika siklus ini diteruskan maka , transfer kekayaan dari rakyat ke Bankir dan Perusahaan pelahap harta rakyat makin besar dan masive dari tahun ke tahun dan akan semakin banyak org yg miskin saja....

Pertanyaan : Apakah salah meminjam uang pada bank dengan membayar bunga , lantas bagaimana harus meminjam kekurangan modal ? kan tidak mungkin memulia usaha 100 % modal sendiri...

Jawabannya adalah Partnership !!
Bermitra adalah jalan keluar dari masalah ini,
Kita tidak akan bermimpi besar merubah sistem keuangan Global atau Indonesia sebelum Bencana Finansial yg hebat melanda dalam skala raksasa....
Beban Bunga yg sebenarnya tidak pernah eksis di masyarakat..harus di bayarkan dengan men Sita Aset rakyat yg gagal bayar.....



2 comments:

Anonymous said...

Jangan asal copy-paste dong Mas.

......... Pada akhir tahun 2003 utang itu menjadi 77,930 miliar dolar AS. Menjelang akhir tahun 2008—memasuki akhir masa kepemimpinan SBY-JK—utang Indonesia sudah mencapai 2.335,8 miliar dolar.........

Mana mungkin naik dari 77,9 menjadi 2.335???

Yang nulis berita itu mungkin salah ketik kali.

Banned said...

Lah emang kerjaannya pemerintah ngutang terus. Sering kan denger kata lelang SUN di tivi.

Post a Comment