GRAFIK GOLD DINAR DAILY

Gold Comparison 70-80 dan 2000-2014 fr Imam Semar

Gold Comparison 70-80 dan 2000-2014 fr  Imam Semar

Monday, May 25, 2009

Rasio Utang dibalut Kebohongan


Kalau yang bicara bukan pakar ekonomi salah bicara angka PDB masih OK-lah.
Tapi terus-terang omongan Mbak Sri ini mengenai angka2 keuangan semakin
menjurus mabuk alias tak karuan-karuan juntrungannya.

Ini saya kutip dulu komentar2 Mbak Sri berikut perbandingannya dengan data
yang direlease Depkeu di www.dmo.or.id tentang
Perkembangan Utang Negara 2001-2009 yang berisi angka IDR 1.667 Trilyun yang menggegerkan itu :

1. Soal kenaikan hutang

Statement Mbak Sri
Penambahan utang Indonesia selama periode 2004-2008 mencapai US$ 8,61 miliar atau
sekitar Rp 86 triliun, lebih rendah dibandingkan penambahan utang pada periode 2001-2004
yang sebesar US$ 17,81 miliar.

www.dmo.or.id

Hutang Pemerintah Dec 2001 adalah PLN U$ 58,79 milyar dan
SBN Rp 661 Trilyun, total Rp 1,263 Trilyun.

Hutang Pemerintah Dec 2004 adalah PLN U$ 68,58 milyar dan
SBN Rp 662 Trilyun, total Rp 1,275 Trilyun.

Hutang Pemerintah Dec 2008 adalah PLN U$ 65,45 milyar dan
SBN Rp 906 Trilyun, total Rp 1,623 Trilyun.

Periode 2001-2004, PLN naik U$ 10,21 milyar sementara SBN
hanya naik Rp 1 Trilyun. Kalau menggunakan kurs pada masa itu,
kenaikan hanya sebesar Rp 12 Trilyun.

Periode 2004-2008, PLN turun U$ 3,13 milyar tapi SBN naik
Rp 244 Trilyun. Kalau menggunakan kurs pada masa itu,
kenaikan adalah sebesar Rp 348 Trilyun.

Jadi dari mana datangnya U$ 17,8 milyar pada periode 2001-2004 dan
U$ 8,6 milyar periode 2004-2008 ?
Kok omongan Menko Ekuin ngga sama dg angka yg dipublish Depkeu ?

2. Soal Rasio Hutang terhadap PDB

Kampanye sangat membangga-banggakan soal Rasio Hutang terhadap PDB
yg katanya sudah turun.

Kalau kita baca di www.dmo.or.id, disebutkan bahwa Rasio Hutang terhadap PDB
adalah 56% pada 2004, dan oleh pemerintahan SBY yang cemerlang itu, pada 2008
turun menjaDI 34,7%.

Masalahnya di artikel tersebut, Mbak Sri bilang sbb :

quote
Pada 2001 total PDB Indonesia adalah Rp 1.466 triliun, dan pada 2004 bertambah
menjadi Rp 2,295 triliun.
"Sementara dengan penambahan utang US$ 8,61 miliar sepanjang 2004 sampai 2008,
total PDB kita di 2008 adalah Rp 2.648 triliun," tukasnya.
end of quote
Terus terang saya ngga ngerti angka PDB yang dipakai Mbak Sri ini dari mana,
tapi kalau saya mengambil dari data BPS, angka PDB adalah :

Tahun 2008
PDB Nominal : Rp 4.954 Trilyun
PDB Riil (Konstan) : Rp 2.082 Trilyun

Tahun 2004
PDB Nominal : Rp 2.303 Trilyun
PDB Riil (Konstan) : Rp 1.660 Trilyun

Para ahli ekonomi tidak mengukur kinerja perekonomian dari
PDB Nominal, yang dipakai adalah PDB Riil, sebab sudah
mengeluarkan faktor2 seperti inflasi dll. Lagipula refleksi
pertumbuhan ekonomi adalah berdasarkan PDB riil.


Kalau kita mau bandingkan Rasio Hutang terhadap PDB Riil, maka :

Tahun 2004 : Rasio Hutang terhadap PDB Riil adalah 76,8%.
Tahun 2008 : Rasio hutang terhadap PDB Riil adalah 77,9%.

Bisa dilihat kalau rasionya toh sama saja antara tahun 2004 dengan 2008.

Sementara kalau terhadap PDB Nominal :

Tahun 2004 : Rasio Hutang terhadap PDB Nominal adalah 55,3%.
Tahun 2008 : Rasio hutang terhadap PDB Nominal adalah 32,7%.

Perbandingan terhadap PDB Nominal inilah yang dipakai Depkeu
sebagai gambaran prestasi kerja Pemerintahan SBY,
diiklanin sampai berhalaman2 di Kompas.

Ngawur memang cara klaim beginian. BBM dia yang naikin habis2an,
begitu turun, diklaim sebagai prestasi; padahal naik turunnya juga gara2
harga minyak mentah dunia, tak ada hubungannya dengan kinerja perekonomian.

Nurunin BBM juga sampai dicicil 3x dalam waktu berdekatan, lalu mengklaim
bisa menurunkan sampai 3x.

Menghitung Rasio Hutang pakai PDB Nominal lebih mirip rasio
kenaikan hutang lawan kenaikan inflasi,

memperalat inflasi tinggi yang terjadi gara2 BBM mahal pada periode pemerintahannya
seolah2 menjadi prestasi berhasil nurunin hutang.

Padahal nambah hutangnya juga banyak, dengan SBN dan
SUN semakin hari semakin mahal. Naiknya sampai Rp 200 Trilyun lebih,
dan kini setahun harus menerbitkan Rp 100 - 125 Trilyun untuk menutup
defisit anggaran, dengan yield yang terus naik dari 7% ke 9% ke 11%,
sebentar lagi bisa 13%. Jangka waktunyapun panjang2, sampai 2020an masih banyak.

Pemerintahan Sekarang terus menerus menciptakan hutang menggunung hari ini
untuk dibayar anak-cucu kita kelak.
Rakyat dibohongi Terus terusan...
sampai kapan kebohongan berakhir.....mudah-mudahan saya salah...



0 comments:

Post a Comment