Ketatnya persaingan perbankan memaksa pemilik Bank di Indonesia harus menambah modalnya dan wal hasil harus melego Bank- yg dimilikinya kepada Asing, sedikitnya sudah ada 26 Bank Sekala kecil yg 'jatuh ' berpindah tangan. Modal minimum Rp. 100 M sampai 2010 memang menjadi biang nya ,
Daftar Akuisi Bank di Indonesia adalah sbb :
Bank Danamon Pemilik baru Asia Financial Temasek 67.84 %
Bank Buana Indonesia pemilik baru UOB Singapur 30 %
Bank NISP pemilik baru OCBC 74.73 %
Bank BII pemilik baru Malayan Bank Bhd 55.60 %
Bank Bumiputera pemilik baru Che Abd Daim 58.32 %
Bank Swadesi pemilik baru Bank of India 76.00 %
Bak Indomonex pemilik baru State Bank of India 76 %
Bank ekonomi raharja pemilik baru HSBC UK Ltd 88.89 %
Bank Nusantara Parahyangan pemilik baru Bank of Tokyo Mitsubishi 75.41 %
Haga Bank dan Hagakita pemilik baru Rabo bank merger
Bank Halim Internasional pemilik baru Industrila and commercial bank of China 90 %
Bank permata pemilik baru Standchartered Bank 44.50 %
Bank Akita pemilik baru Barclay capital 99.00 %
Bank Anglomas pemilik baru Konsorsium wishart 90 %
Bank arta niaga kencana pemilik baru Bank Commenwealth 80 %
Bank Sri Partha pemilik baru Mercy Corps 68 %
Bank Bintang Manunggal pemilik baru Hana Bank + IFC 61 %
Bank Niaga pemilik baru CIMB Group 77.24 %
Sumber : Investor Daily
Sekarang berita terbaru sedang ada negosiasi mengincar Bank papan tengah...
Sedikit demi sedikit, setapak demi setapak pusat-pusat penciptaan kredit mulai dikuasai asing. Bank adalah tempatnya tercipta uang baru melalui mekanisme 'fractional reserve banking' dimana uang tercipta dari awang-awang lewat pemberian kredit. Melalui UU investasi asing yg membolehkan asing menguasai 99 % saham diperbankan adalah merupakan jalan TOL utk penjajahan ekonomi yg sesungguhnya. Bisakah anda membayangkan alat bayar/uang kita dikuasai asing ? Ini ibarat seluruh /sebagian darah dalam tubuh kita dalam genggaman 'kantong darah' asing......
Ada cerita dulu dimana Bank Permata yg dulu akan di beli oleh Bank Mandiri, tapi justru diserahkan ke Standard Chartered Bank dg alasan Bank Permata sudah masuk dalam rekap obligasi pemerintah , sehingga Direktur Bank Mandiri Neloe saat itu berbicara dengan Menteri keuangan jaman itu " Kalau begitu menterii Keuangan Inggris lebih baik dari menteri keuangan Indonesia "...menyedihkan....
Dilain sisi utang obligasi kita terus ditumpuk dengan bunga tinggi 11.7 % hanya sekedar menutup utang yg lama memperjelas "LIBIDO" pemerintah dalam berutang tak terbendung ...
Apalagi laporan Bank Dunia menyebutkan ada Indikasi utang tsb dikorup sampai 30 % , dan terakhir informasinaya sebagian dipakai utk dana BLT ...
Sadar atau tidak sadar pemerintahan negara ini sedang menggiring generasi yg akan datang dalam belenggu utang dan perbudakan ekonomi yg tak berujung.... kita masih bisa membayar utang karena alam kita masih ada kekayaan utk dijual sehingga PDB kita masih bisa membayar cicilan utang itu.....akan tetapi sampai kapan dapat terus bertahan kondisi seperti ini.?
Belum lagi liberalisasi pendidikan lewat UU BHP , yg membuat anak-anak kita tidak akan mampu lagi menggapai pendidikan tinggi /sarjana karena biaya pendidikan sdh sangat mahalnya ....cukup sampai sekolah kelas budak (pekerja) ! Benang merah Sistemik penghancuran bangsa ini terasa kian jelas dan kasat mata......
inilah The Economic Stupid !!
inilah The Economic Stupid !!
1 comments:
Assalammualaikum,
Maaf mo nanya apa kalo dinar itu bisa dijual dimana aja ?
Kalo mau join ataupun jadi agen gimana syarat dan caranya ?
Post a Comment