Nah dalam menjawab banyak pertanyaan tentang kadar Emas dalam Dinar, kaidah yang kedua yang saya pakai karena ini bab muamalah. Dalam berbagai buku fiqih yang saya baca, saya tidak menemukan satupun rujukan Ayat Al-Qur'an atau Hadits yang berbicara masalah kadar/karat emas ini. Kalau toh ada
pihak yang berusaha menjelaskan masalah ini, itu pendapat yang bersangkutan yang bisa benar dan bisa pula salah. Sama juga dengan pendapat saya, bisa benar bisa salah.
Dari hadits Rasulullah Sholallahu Alaihi Wa Salam ini, dalam bahasannya Dr. Qaradawi menyimpulkan bahwa berat 1 Dinar atau 1 Mithqal adalah sama dengan 4.25 gram timbangan saat ini ; sedangkan berat 1 Dirham adalah 2.975 gram. Kesimpulan yang antara lain didukung dengan hasil penimbangan Dinar yang diterbitkan pada jaman Khalifah Abdul Malik yang ada di musium ini ternyata juga sama beratnya dengan koin emas yang diterbitkan oleh kerajaan Byzantine.
Karena tidak adanya dalil yang mengatur masalah karat ini; maka saya menggunakan logika sejarah untuk memutuskan Dinar dengan kadar berapa yang disebar-luaskan oleh GeraiDinar. Perlu diingat bahwa GeraiDinar tidak membuat atau memproduksi Dinar sendiri – GeraiDinar hanya menyebar luaskan Dinar yang diproduksi oleh Mitra kita satu-satunya di Indonesia yaitu Logam Mulia – PT. Aneka Tambang, TBK.
Berikut adalah fakta-fakta sejarah yang dapat saya temukan:
a.. Semasa Rasulullah Sholallahu Alaihi Wa Salam masih hidup; beliau belum (memerintahkan ) mencetak Dinar Islam sendiri. Berarti Rasulullah Sholallahu
Alaihi Wa Salam menggunakan Dinar yang diproduksi oleh dunia diluar Islam. Apa yang ada sebelum Islam atau diluar Islam kemudian juga digunakan oleh beliau, maka ini menjadi ketetapan atau taqrir beliau – yang berati Dinar
(uang emas) diluar Islam-pun boleh digunakan oleh umat Islam.
b.. Dinar baru mulai dicetak di Kekhalifahan Islam pada jaman Kekhalifahan
Mu'awiyah bin Abu Sufyan (41-60H) ; namun pada jaman itu uang emas dari
Byzantine tetap juga digunakan bersama Dinar Islam.
c.. Pada jaman Kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan (75 H-76 H) barulah
beliau melakukan reformasi finansial, dimana hanya Dinar dan Dirham Islam
yang dipakai di Kekhalifahan.
d.. Sampai abad 19 koin-koin emas yang ada di dunia hanya berkadar antara
0.900 % – 0.9166 % atau yang paling mendekati adalah 22 karat ( 22 karat =
22/24 = 0.917%)
Jadi dengan fakta-fakta tersebut, manakah yang lebih mendekati Dinar jaman
Rasulullah Sholallahu Alaihi Wa Salam; 22 karat atau 24 karat ?. Insyaallah
Ketika koin emas digunakan untuk keperluan jual beli sehari-hari (sebagai alat tukar), maka dibutuhkan kekokohan (durability) yang tinggi –koin emas
tersebut tetap dibuat dalam 22 karat. Sampai sekarang-pun koin emas American
Eagle, British Britannias, South African Kruggerands tetap dibuat dalam 22
karat. Demikian pula Dinar emas; yang diterbitkan di Malaysia oleh Islamic
Mint Malaysia, di Dubai oleh e-Dinar dan di Indonesia oleh Logam Mulia juga
menggunakan 22 karat karena intensinya memang Dinar emas ini suatu saat bisa
menjadi Dinar emas yang aktif – yaitu sebagai alat tukar yang nyata.
Memang ada koin emas yang saat ini diproduksi dalam 24 karat seperti
Canadian Maples, Chinese Pandas dan Australian Nuggets, termasuk juga
beberapa produksi Logam Mulia – tetapi koin-koin semacam ini tidak pernah
dimaksudkan menjadi alat tukar aktif. Meskipun pendapat saya ini
cenderung untuk menggunakan Dinar 22 karat karena intensinya suatu saat akan
menjadi mata uang yang aktif digunakan sehingga dibutuhkan koin yang
durable; maka konsisten dengan kaidah diatas – saya juga tidak bisa
menyalahkan pihak-pihak yang menggunakan Dinar 24 karat, lha wong saya nggak
ketemu dalil yang melarangnya kok – apa hak saya untuk menyalahkannya ?.
Lebih jauh lagi, kalau Rasulullah Sholallahu Alaihi Wa Salam saja mau
menggunakan koin emas yang diproduksi oleh orang-orang diluar Islam – masa
koin emas yang disalurkan saudara kita se Iman kita tolak ?.
Yang penting kita harus jujur, kalau Dinar yang kita perkenalkan 22 karat –
maka katakan demikian. Inilah sebabnya mengapa di sertifikat kita yang
menyertai setiap koin Dinar – kita sebutkan kadar dan beratnya dengan jelas.
Semata-mata untuk jujur dan transparan pada para pengguna. Kalau Anda
sempat ke toko-toko emas di Mekah atau Medinah dan nanya Dinar, maka Anda
akan diambilkan dalam genggaman tangan beberapa keping Dinar – tanpa
sertifikat. Orang percaya begitu saja mungkin karena di Mekah atau Medinah,
tetapi tahukah Anda berapa kadar emasnya ? Anda hanya bisa tahu kadarnya
kalau di tes dengan technology tinggi seperti technology XRay yang dimiliki
oleh GeraiDinar dan Logam Mulia.
Lantas bagaimana bila di pasaran ada dua koin Dinar dengan karat yang
berbeda ?. Saat ini tidak menjadi masyalah karena keduanya masih belum
sepenuhnya aktif sebagai alat tukar; kedua koin lebih banyak berfungsi
secara efektif sebagai store of value.
Bila keduanya akan mulai aktif sebagai alat tukar yang beredar di pasar,
maka seperti kata Ibnu Taimiyah – koin yang berkadar lebih tinggi akan
dengan sendirinya menghilang dari pasar karena akan cenderung disimpan oleh
pemiliknya atau diambil keuntungannya. Inilah mengapa di belahan dunia
lainpun koin 24 karat memang tidak diarahkan untuk menjadi alat tukar yang
aktif seperti yang saya berikan contohnya diatas.
Kelak pada waktunya kekhalifahan Islam berdiri tegak; Insyaallah semuanya
mengikuti satu standar yang sama – tetapi untuk saat ini belum ada yang
berhak mengaku paling benar standarnya atau paling benar pemahamannya.
Wallahu A'lam.
0 comments:
Post a Comment