GRAFIK GOLD DINAR DAILY

Gold Comparison 70-80 dan 2000-2014 fr Imam Semar

Gold Comparison 70-80 dan 2000-2014 fr  Imam Semar

Wednesday, April 16, 2008

Agar Beban Biaya Hidup Tidak Semakin Berat....

Dari Kawan kita ...Teladan kita Bpk Muhaimin Iqbal..Selamat jalan... selamat  bertugas & berdakwah ditempat  baru...
 
Bagi kita orang awam sering membaca di media bahwa inflasi sekian % (misalnya tahun lalu 7%), tetapi istri/suami kita di rumah sering ngedumel karena harga barang-barang yang naik dua kali lipat, tiga kali lipat adalah hal yang biasa ...lho kok bukan 'hanya 7 %' naiknya ?...

Panjang ceritanya, dan untuk ini biarlah para ekonom yang menjelaskan di medianya masing-masing. Saya hanya ingin melihat dari kacamata mata uang atau timbangan yang adil yaitu Dinar, saya share disini dengan pembaca barangkali ada manfaatnya.

Kalau kita punya dua timbangan, timbangan yang pertama terbukti dapat dipakai untuk menilai harga kambing (juga berarti harga barang kebutuhan lainnya) dengan nilai yang sama lebih dari 1400 tahun , dan timbangan yang kedua bahkan tidak dapat kita pakai untuk menilai barang yang sama dalam 30 tahun terakhir – mana yang kita pakai ? tentu orang yang adil harusnya memilih timbangan yang pertama.

Kemudian timbangan pertama di zaman ekonomi modern ini dipakai untuk menilai harga minyak mentah terlihat sangat jauh lebih stabil dibandingkan dengan timbangan yang kedua, maka orang adil zaman modern inipun harusnya menggunakan timbangan yang pertama.

Nah marilah kita mulai menggunakan timbangan pertama yaitu Dinar Emas bukan Dinar Iraq !! untuk menilai segala sesuatu yang terkait dengan keuangan kita baik secara individu maupun secara masyarakat. Untuk memudahkan hal ini sudah beberapa lama saya pajang mistar Dinar Investment Yield (saya sebut saja Mistar DIY) di side bar blog ini.

Dari mistar DIY disamping kita tahu bahwa kalau toh penghasilan atau investasi kita tumbuh 10 % per tahun (ini sudah lebih tinggi dari inflasi yang 7%), dari kacamata Dinar (ingat Dinar hanya merepresentasikan harga benda riil seperti kambing, minyak mentah dlsb) ini masih minus 15% per tahun. Artinya dari daya beli riil kita tidak tambah kaya tetapi bertambah miskin – barang-barang keperluan biaya hidup masih terasa semakin mahal bagi kita seperti cerita di awal tulisan ini.

Bagaimana agar hal tersebut tidak terjadi ?...penghasilan atau investasi kita harus tumbuh diatas kenaikan harga-harga barang yang riil, bukan hanya diatas kertas. Berapa ini ? dari mistar DIY terlampir ini berarti dalam rupiah penghasilan atau hasil investasi kita harus tumbuh diatas 30.04% sedangkan apabila dalam US$ berarti harus tumbuh diatas 11.29%. Kalau ini bisa dicapai maka kebutuhan biaya hidup kita tidak akan terasa lebih mahal dari waktu ke waktu.

Nah apa ada perusahaan yang bisa menjamin kenaikan gaji terus menerus diatas 30.04 % per tahun ? mungkin memang nggak ada !. Jadi kalau kita ingin biaya hidup kita tidak terasa makin lama semakin mahal, kita tidak bisa mengandalkan hidup sebagai pegawai semata. Kecuali bila kita pegawai yang luar biasa berprestasi sehingga rata-rata penghasilan kita bisa tumbuh diatas 30% per tahun !.

Islam sangat mendorong perdagangan/perniagaan, bahkan dalam hadits Ibnu Majjah disebutkan sembilan dari sepuluh pintu rizki adanya di perniagaan. Jadi mulailah berdagang dengan jujur, adil dan hati-hati ; insyaallah biaya hidup akan lebih ringan.

Mengapa pedagang akan jauh lebih mudah meningkatkan penghasilan/investasi dibandingkan pegawai ? matematika-nya begini : Bila kita berdagang dengan modal 100 juta. kita putar seminggu sekali modal tersebut – dengan margin bersih setelah dipotong biaya 1 % saja – maka hasil investasi kita setahun adalah 67% (karena setahun ada 52 minggu, ditambah efek compound dari hasil bersih yang diinvestasikan kembali).

Jadi inilah solusi Islami untuk makmur, berdaganglah....!; sampai -sampai Allah SWT 'membahasakan' amal Islami yang paling Agung-pun yaitu jihad dengan istilah perdagangan atau perniagaan. "Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih ?". Yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan Harta dan Jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui. " (QS.61 : 10-11).

Kalau kita saat ini bekerja sebagai pegawai, pasangan tidak bekerja – maka dapat kita dorong pasangan kita untuk belajar berdagang – agar keluarga kita dapat mengalahkan kenaikan biaya hidup dari waktu ke waktu.

Kalau kita dan pasangan keduanya bekerja sebagai pegawai, kita usahakan salah satu yang lebih berpotensi untuk keluar dan mulai berdagang – insyaallah hasilnya akan lebih baik.

Apabila langkah ini diikuti secara massal, maka hasilnya Insyaallah Indonesia akan lebih makmur. Justru karena kegiatan perdagangan ini tidak didorong dan tidak secara optimal difasilitasi oleh pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat membuat Indonesia makin lama makin terpuruk. Bahkan kita juga tidak sadar kalau makin lama kita makin terpuruk.

Bagaimana agar kita sadar bahwa Indonesia makin lama makin terpuruk, sehingga dengan kesadaran ini kita bisa bangkit ? lagi-lagi jangan gunakan kaca mata timbangan yang tidak adil seperti Rupiah mupun US Dollar. Gunakan Dinar – atau kalau alergi dengan istilah Dinar, gunakanlah emas, minyak, atau apapun yang riil tetapi jangan kertas yang diberi angka.

cadangan devisa dinarSaya kasih contoh sederhana saja dari grafik terlampir. Selama ini kita mengira bahwa Indonesia sudah bangkit dari krisis ekonomi akhir 90-an, dengan berbagai indikator – antara lain cadangan devisa kita yang menumpuk dalam hitungan US$, pendapatan per kapita yang naik – lagi-lagi dalam US$ dlsb. Cadangan devisa sebagai contoh, pada saat tulisan ini saya buat cadangan devisa kita berdasarkan data BI adalah US$ 54.9 milyar atau naik 87 % dalam 8 tahun terakhir.

Namun cadangan devisa yang naik tersebut kan karena diukur dengan US$, sedangkan US$ sendiri nilainya turun tinggal 40 % nya dalam tenggang waktu yang sama. Nah kalau kita gunakan timbangan yang adil yaitu Dinar kayak apa kinerja cadangan Devisa kita ? ternyata cadangan devisa kita apabila dihitung dengan Dinar saat ini tinggal 56 % saja dibandingkan dengan cadangan devisa kita tahun 2000.

Itulah negara kita, dan itulah cerminan mayoritas dari masyarakat kita – kita makin lama makin miskin tetapi tidak terasa; yang terasa hanya beban biaya hidup yang makin lama makin berat..... "Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari kekufuran dan kefakiran. dan aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur - tidak ada Tuhan selain Engkau".

0 comments:

Post a Comment