GRAFIK GOLD DINAR DAILY

Gold Comparison 70-80 dan 2000-2014 fr Imam Semar

Gold Comparison 70-80 dan 2000-2014 fr  Imam Semar

Monday, March 24, 2008

Riwayat Pegging Emas dan Dollar

Setelah Perang Dunia II - satu-satunya negara yang infrastruktur
ekonominya masih relatif utuh adalah Amerika Serikat.  Di samping
itu, Amerika Serikat juga memiliki cadangan emas terbesar di dunia
pada saat itu.  Jauh lebih besar dari negara-negara lain.  Sekitar
65% cadangan emas seluruh dunia saat itu dipegang oleh Amerika
Serikat.  (senilai USD 26 Milyar dari USD 40 Milyar cadangan emas dunia).

Nah, kalau mata uang di-backing semata-mata oleh emas -- maka terjadi
masalah besar.  Negara-negara yang dalam proses rekonstruksi pasca
Perang Dunia II akan kesulitan menstimulasi
ekonominya.  Mengapa?  Karena supply uangnya akan terbatas (sesuai
dengan posisi cadangan emasnya).  Sebagaimana kita tahu, uang dan
pertumbuhan uang memegang peranan sangat penting dalam
ekonomi.  Nggak ada pertumbuhan supply uang -- ya berarti nggak ada
pertumbuhan ekonomi.  (Di sisi lain, kelebihan supply uang (terutama
karena defisit belanja pemerintah) bisa menimbulkan inflasi.  Dua
prinsip ini yang sering dilupakan para pendukung fanatik gold standard)

Solusinya apa?  Ya US Dollar diperlakukan sebagai emas.  Jadi
negara-negara lain bisa melakukan pegging terhadap USD sebagai
pengganti pegging terhadap emas.  Skema stimulasi ekonomi global ini
diformalkan lewat dalam kerangka Bretton Wood - bersamaan dengan
pembentukan IMF dan World Bank (waktu itu masih bernama IBRD -
International Bank for Reconstruction and Development).  IMF
berfungsi sebagai bank-sentral-nya bank sentral (untuk mencegah
terjadi aksi balapan devaluasi antar mata uang - hanya untuk mengejar
pemasukan via ekspor - sebagaimana apa yang terjadi pasca Great
Depression), sementara IBRD berfungsi sebagai bank yang membiayai
proyek-proyek sosial jangka panjang - yang tidak feasible dibiayai
oleh pinjaman komersial.

Dibarengi dengan bantuan Amerika dalam bentuk Marshall Plan ke
negara-negara Eropa untuk program rekonstruksi pasca perang - maka
injeksi ini memungkinkan negara-negara Eropa untuk melakukan ekspansi
moneter (karena mata uangnya tidak lagi hanya dipegging terhadap emas
- tetapi bisa dialihkan dengan pegging terhadap US Dollar), sehingga
ekonominya kembali bertumbuh.

Berbarengan dengan itu, perusahaan-perusahaan Amerika pun mulai
berinvestasi di luar Amerika karena upah buruh yang lebih murah atas
tenaga-tenaga terlatih dan terdidik.  Tetapi tentu saja porsi
investasi swasta ini terbatas - karena Amerika sendiri pun punya
pertumbuhan organik yang lebih kuat menjadi magnet penyerapan modal
Amerika.  Yang terjadi adalah cepat pulihnya ekonomi Eropa - sehingga
selanjutnya perusahaan-perusahaan Eropa (dan juga Jepang)
berinvestasi di negara dunia ketiga.  Sebagai catatan:  Jepang hanya
memerlukan waktu sekitar 7 tahun setelah akhir PD II untuk mencapai
kapasitas ekonomi setara dengan keadaan SEBELUM PD II.

Pada masa tahun 1950-an pemerintah Amerika mendorong terjadinya gold
outflow dari cadangan emas Amerika berdasarkan nilai tukar USD 35 per
oz emas.

Keadaan menjadi berubah setelah defisit anggaran Amerika membengkak
pada masa Perang Vietnam berikut ditambah dengan program "Great
Society" yang dicanangkan oleh Presiden Lyndon B. Johnson serta biaya
yang harus dikeluarkan oleh Amerika Serikat untuk mempertahankan
sekutu-sekutunya dalam suasana Perang Dingin.

Konsekuensinya adalah: Amerika tidak mungkin lagi mempertahankan
pegging standar emas terhadap Dollar pada angka USD 35 / ounce
emas.  Dan pada tahun 1971, pada masa pemerintahan Presiden Nixon --
pegging USD terhadap emas dilepas.  Konsekuensinya adalah:  Amerika
menolak menukarkan cadangan emasnya dengan USD yang dikembalikan oleh
para pemegang USD.  Mereka bebas menentukan sendiri berapa nilai
tukar USD terhadap mata uang masing-masing - sesuai dengan neraca
dagangnya terhadap Amerika Serikat.

Sejak saat itulah standar emas tidak lagi berlaku.

0 comments:

Post a Comment